Amanah dan Tanggung Jawab: Cermin Keimanan yang Sering Terlupakan
Oleh: Syadir Ali
Dalam kehidupan ini, setiap langkah kita sesungguhnya sedang memikul amanah. Amanah dari Allah, dari manusia, dan dari hati nurani kita sendiri. Namun sayangnya, kata amanah kini mulai kehilangan maknanya โ sering disebut, tapi jarang dihayati.
Amanah bukan sekadar titipan jabatan, bukan pula sekadar janji di atas kertas. Ia adalah beban suci yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak. Rasulullah ๏ทบ pernah bersabda,
โApabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah saat kehancuran.โ
(HR. Bukhari)
Begitu dalam maknanya. Ketika manusia mulai bermain-main dengan amanah, saat itu pula runtuhlah kepercayaan, retaklah hubungan, dan hilanglah keberkahan.
Dalam pandangan Islam, tanggung jawab adalah wujud nyata dari iman. Orang yang beriman sejati tidak akan mudah mengkhianati tugas, sekecil apa pun. Karena ia sadar, setiap pekerjaan bukan hanya untuk manusia, tapi juga akan dihisab oleh Allah.
Entah engkau seorang pemimpin, guru, pedagang, atau penulis โ semuanya punya amanah.
Pemimpin amanahnya adalah keadilan.
Guru amanahnya adalah ilmu.
Pedagang amanahnya adalah kejujuran.
Penulis amanahnya adalah kebenaran.
Dan bila satu saja di antara itu dikhianati, maka akan muncul kekacauan kecil yang perlahan menjalar menjadi penyakit sosial yang besar.
Menjalankan amanah memang tidak mudah. Ia butuh hati yang bersih, niat yang lurus, dan keberanian untuk jujur โ bahkan saat kejujuran itu membuat kita kehilangan sesuatu di dunia. Tapi percayalah, setiap ketaatan yang kita lakukan demi menjaga amanah, Allah pasti membalasnya dengan kemuliaan yang tidak akan hilang.
Karena sesungguhnya, amanah adalah ujian kejujuran, dan tanggung jawab adalah bukti keimanan.
Tanpa keduanya, manusia hanya akan menjadi bayangan kosong yang bernafas tapi tak bermakna.
โSesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, lalu dipikullah amanah itu oleh manusia.โ
(QS. Al-Ahzab: 72)
Maka marilah kita jaga amanah itu, bukan karena takut pada manusia, tapi karena ingin dicintai oleh Allah.
Sebab di hari akhir nanti, bukan banyaknya harta atau gelar yang akan ditanya โ tapi seberapa jujur kita dalam memegang amanah dan menunaikan tanggung jawab.