Ketika Hati Tak Lagi Tenang: Cara Menyembuhkan Diri Secara Ruhani
Oleh: Syadir Ali
Ada masa di mana hati terasa hampa.
Kita bangun pagi tanpa semangat, menjalani hari tanpa arah, lalu tidur malam dengan pikiran yang penuh beban.
Padahal, dari luar semuanya terlihat baik-baik saja.
Namun jauh di dalam dada, ada sesuatu yang hilang β ketenangan.
Ketahuilah, hati yang tidak tenang bukan berarti lemah. Ia sedang mencari jalan pulang.
Pulang kepada Allah.
Karena jiwa yang diciptakan oleh-Nya tidak akan pernah tenang sebelum kembali dekat dengan-Nya.
Sering kali manusia sibuk mencari kebahagiaan di luar dirinya β di harta, jabatan, popularitas, bahkan cinta sesama manusia. Tapi lupa, bahwa sumber ketenangan sejati bukan pada apa yang dimiliki, melainkan pada siapa ia bersandar.
Allah berfirman:
βBarang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.β
(QS. Thaha: 124)
Hidup yang sempit β bukan berarti miskin harta, tapi sempitnya dada.
Segala yang dilakukan terasa berat, setiap langkah penuh ragu, dan setiap malam dihantui kekosongan.
Lalu, bagaimana cara menyembuhkan hati yang tak lagi tenang?
1. Kembali dalam Sujud
Sujud adalah tempat paling dekat antara manusia dengan Rabb-nya.
Di situ air mata bukan kelemahan, tapi penyembuh.
Di situ dosa bukan akhir, tapi awal dari taubat.
Ketika dahi menyentuh bumi, saat itulah hati mulai kembali pulang.
2. Seringlah Berdzikir
Dzikir bukan sekadar ucapan, tapi pengingat bahwa kita tidak sendiri.
Setiap kali lidah menyebut nama Allah, sejatinya hati sedang menegaskan: βAku butuh Engkau, ya Rabb.β
Dan di situlah ketenangan tumbuh perlahan.
3. Perbanyak Istighfar
Istighfar adalah pembersih jiwa.
Semakin sering ia diucapkan, semakin ringan beban di dada.
Karena tidak ada yang membuat hati sesak selain dosa yang menumpuk tanpa disadari.
4. Perbaiki Hubungan dengan Sesama
Kadang hati gelisah bukan karena hubungan dengan Allah, tapi karena luka dengan manusia.
Belajarlah memaafkan, meski sulit.
Karena dendam adalah racun yang perlahan membunuh kebahagiaan.
5. Bersyukur dalam Keadaan Apapun
Syukur adalah obat paling sederhana, tapi sering dilupakan.
Orang yang pandai bersyukur akan tenang bahkan di tengah badai,
karena ia tahu, setiap takdir β pahit atau manis β tetap datang dari Allah yang Maha Baik.
Tenang itu bukan berarti hidup tanpa masalah.
Tenang adalah ketika hati tetap yakin, meski dunia sedang bergejolak.
Tenang adalah saat air mata jatuh, tapi bibir masih mampu berkata,
βAku ridha, ya Allah. Aku percaya pada-Mu.β
Dan di situlah letak kebahagiaan sejati β bukan pada apa yang kita miliki,
tapi pada hati yang selalu kembali kepada Allah.