Dosa Adalah Sumber Gelisah
Oleh: Syadir Ali
Pernahkah engkau merasa gelisah tanpa sebab? Hati terasa sesak, pikiran semrawut, tidur tak tenang, padahal tidak ada masalah besar yang sedang kau hadapi.
Itulah tanda-tanda halus… bahwa jiwa sedang terbebani oleh dosa.
Dosa itu aneh.
Ia kecil saat dilakukan, tapi berat saat dirasakan.
Ia tampak nikmat di awal, tapi menyesakkan di akhir.
Dan tanpa disadari, ia mencuri ketenangan sedikit demi sedikit — hingga akhirnya hati menjadi gelap, dan hidup terasa kosong meski semuanya tampak lengkap.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika seseorang melakukan dosa, maka akan muncul titik hitam di hatinya. Jika ia bertaubat dan memohon ampun, maka hatinya kembali bersih. Namun jika ia terus mengulang dosa itu, maka titik hitam itu akan membesar hingga menutupi hatinya.”
(HR. Tirmidzi)
Inilah mengapa orang yang hatinya jauh dari Allah akan mudah gelisah, walau hartanya banyak, jabatannya tinggi, dan pujian datang dari segala arah. Karena dosa, sekecil apa pun, akan memutus hubungan batin antara hamba dan Rabb-nya.
Dosa adalah penghalang kebahagiaan sejati.
Ia seperti debu yang menempel di kaca hati — semakin lama dibiarkan, semakin buramlah pandangan terhadap kebenaran.
Kegelisahan adalah alarm jiwa.
Tanda bahwa hati sedang butuh dibersihkan, bahwa kita perlu berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia untuk menunduk dan mengakui: “Ya Allah, aku telah khilaf.”
Tidak ada penenang yang lebih ampuh dari taubat yang tulus.
Tidak ada kebahagiaan yang lebih dalam dari ampunan Allah yang diterima.
Karena sesungguhnya, gelisah itu bukan karena dunia tak berpihak, tapi karena hati menjauh dari Sang Pemilik dunia.
Maka bila hari ini engkau merasa gelisah, jangan buru-buru mencari hiburan — carilah ampunan.
Sebab kadang, ketenangan yang hilang bukan karena kehilangan sesuatu di dunia, tapi karena kehilangan koneksi dengan Allah.
“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Ketenangan tidak datang dari banyaknya harta, atau ramainya dunia. Ia tumbuh dari hati yang bersih dari dosa, dan jiwa yang jujur di hadapan Allah.